Senyum

Senyum

Seorang nara pidana mati, Ben namanya, siap dieksekusi. Malam harinya ia terlihat diam dan gemetar karena yakin ia akan mati besok pagi. Kemudian ia memeriksa sakunya kali-kali ada rokok yang terlewat dari pemeriksaan penjaga. Akhirnya ia menemukan sebatang rokok yang sudah lusuh. Dia menoleh kekanan dan kekiri barangkali ada korek yang ada.

***

Namun sayang ia tidak menemukannya, akhirnya ia melihat kepada penjaga dan ia beranikan diri untuk meminta pada penjaga tersebut. Penjaga yang berwajah garang itu tidak ingin melihat wajah para tahanan termasuk si terpidana mati. Namun ketika si terpidana menyulut rokoknya, penjaga penjara itu melihat wajah Ben. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Ben, ia tersenyum dengan tulus kepada penjaga tersebut, kemudian bertanya tentang keluarga. Akhirnya mereka menceritakan tentang keluarganya masing-masing.

Sesaat kemudian Ben menangis karena ingat esok akan mati dan pasti tidak akan bertemu dengan keluarganya lagi. Tiba-tiba teng-klenteng graak gradak, suara pintu sel terbuka dan penjaga mempersilahkan Ben untuk keluar dan diantar penjaga sampai di depan pintu keluar. Akhirnya Ben bebas. Begitulah Ben bebas dari kematian berkat senyumnya. Dapatkah kita tersenyum dengan manis.

Tinggalkan komentar